...Dream and Action...

...dream and action...

Kamis, 30 September 2010

..my beautiful dream is my nightmare..


Di alam itu, kehadiranmu mampu menyenangkanku, adegan-adegan itu juga sungguh indah. Semua terangkai dalam cerita romantis, membuatku melayang terbang menembus awan putih, merasakan dinginnya ruang kosong di bawah langit biru, memandang ke bawah dengan takjub hamparan hijau meneduhkan mata, menentramkan hati. Namun, ternyata kakiku berpijak. Sekelilingku sesak. Udara seakan habis hanya sekali hirup. Dirimu nihil. Karena ini alam lain.
Mozaik adegan demi adegan yang hadir ketika biru berubah hitam menjadi rangkaian cerita tersyahdu, yang sesungguhnya ketika terjaga semua hanyalah fatamorgana.
Engkau hanya masa lalu buruk, yang mencoba mengurai benang mimpi emas menjadi bentangan kain kemilauan. Sayang gulungan benang mimpi itu tak akan pernah teruntai. Sebab engkau tak benar-benar ada.

..My beautiful dream is nitemare..

[inspired]

Senin, 27 September 2010

Mengenangmu...

Dia masih kecil. Senang bermain. Lompat sana lompat sini. Mendengar suara pintu berderit, ia lari sekencang mungkin, bagai ditiup angin, tubuhnya melayang dan terdampar di tempat yang ia inginkan. Lucu.. Dirimu sungguh menggemaskan. Suaramu lirih. Langkahmu lemah kali pertama engkau di bawa ke ruang hangat penuh benda-benda asing bagimu ini. Walau tertatih, semangat tetap terpancar, engkau belajar. Sampai akhirnya engkau tak asing lagi terhadap kenyamanan manusia. Mengenali bunyi derit penanda perut kecilmu akan terisi.
Kami akan meninggalkanmu. Padahal belum cukup lama kita bersama. Kami manusia mungkin sedih. Tapi engkau melakukan hal yang lebih dari hanya sekedar bersedih. Tindakanmu membuat kami manusia miris, meringis mengetahui engkau membusuk menyeberangi pulau, terombang-ambing di lautan tanpa udara bersama benda-benda aneh manusia.
Engkau hanya menyisakan aroma luka. Dan kami pedih, karena engkau tak ingin pisah.

[untukmu kucing kecil bernama Iput dan yang belum diberi nama. Tanpa sepengatahuan masuk ke dalam peti barang yang akan dikirim ke Makassar dari Palembang selama 2 minggu lebih. Menyakitkan...! Hikss..]

Senin, 20 September 2010

Perutku berdawai sepanjang dawai2asmara


Kawan mengajakku nonton di bioskop 21 Mall Panakukang. Tadinya kawanku ini ingin menyaksikan film 'Sang Pencerah', film yang mengangkat kisah Kiai Ahmad Dahlan pendiri organisasi Muhammadiyah dari kaca mata Hanung Bramantyo, tapi karena saya sudah menontonnya minggu lalu maka dua orang kawanku Amel dan Aulia mengalah untuk memilih film lain tuk ditonton. Padahal tadinya saya sudah sepakat untuk nonton Sang Pencerah lagi. Sampai di ruang 'twenty one', tiba-tiba Amel berubah pikiran. Setelah melihat-lihat poster-poster film dalam bingkai kaca yang tertempel di dinding ruangan. Pilihan kemudian jatuh pada film berjudul... 'Dawai2Asmara'. Empat studio semuanya menayangkan film Indonesia. Saya menyarankan nonton Darah Garuda, namun menurut Aulia, film perang Indonesia agak kasar. Padahal sebenarnya Darah Garuda yang merupakan sekuel kedua dari trilogi Merah Putih adalah film perang bergaya hollywood. Asisten sutradara sampai kru special effects adalah para veteran film hollywood, masih sama seperti pada film Merah Putih I. Tak ingin berdebat dan tanpa pikir panjang film yang tayang di studio 3 jadi pilihan. Kami semua sepakat sedang ingin merubah sementara pakem atau genre film kita. Menonton film Indonesia di bioskop agak merugikan sebenarnya. Karena tidak akan lama lagi pasti akan ditayangkan di televisi. Ah mungkin saja salah satu pemain di film itu memang idola Amel, hahaha... Daripada nonton yang di studio 4 'dilihat boleh dipegang jangan' Persik.. Persik... Cuman bisa jual tubuh doang!

16.35 masuklah kami ke dalam studio. Sepi sekali, kurang dari sepuluh deret kursi yang terisi dan tak ada satu deretanpun yang terisi penuh. Kami duduk di barisan ke tiga dari atas. Kami mulai menebak-nebak kira-kira opening film ini apa yah? Apakah benda itu lagi?..... Betul saja, pembukaan film itu menyorot suatu benda bernama 'gitar'.... Dan tentu saja segera dilanjutkan adegan sang raja, yah.. Sang raja, raja Dangdut si Oma janggutan bernyanyi di belakang microphone menggendong gitar dan diiringi pemain-pemain alat musik lain dan beberapa backing vocal wanita yang bergabung dalam grup Soneta. ''terlalu... sungguh terlalu!''
Kami semua serempak tertawa 'ngakak'... Ya Tuhan.., Oma..Oma.. (Tanpa RH*Raden Haji*) kita semua tahu kamu main di film ini dan jadi producernya. Tapi, tak bisakah engkau hadir di tengah-tengah film? Mengapa harus dirimu yang bernyanyi penuh satu lagu barumu berjudul AZZA yang jadi pembuka?
Yang pemeran utama siapa sih?

Film ini menceritakan dua topik. Pertama cerita cinta Ridho dan tentang revolusi musik dangdut. Tema pokoknya mungkin revolusi dangdut, kisah cinta Ridho hanyalah bumbu adegan. Lihat saja bagaimana Rhoma Irama terlalu sering hadir dari awal film. Setelah ia bernyanyi satu lagu di awal tadi, kamera kemudian menyorot gadis bernama Haura asal Australia yang tertarik dengan musik dangdut dan ingin mendalaminya dengan mengadakan sebuah riset. Setelah itu kembali ke rhoma yang sedang bermain piano sambil bernyanyi di depan lukisan dirinya yang terpajang di dinding memakai sorban dan syal di atas seekor kuda yang kedua kaki depannya terangkat ke atas, lukisan ini di close up. Betapa narsisnya dirimu pak haji! Barulah setelah itu muncul ridho yang baru pulang dari Amerika karena panggilan sang ayah. Ia memerankan jadi anak rhoma seperti di kehidupan nyata. Lagi-lagi rhoma muncul dengan adegan berkuda. Sepertinya film ini tidak ingin terlalu banyak berfiksi. Yang fiksi di film ini hanya kisah asmara ridho dengan Thufa si promotor musik yang diperankan cathy sharon. Thufa dihadapkan pada dua pilihan, laki-laki yang memberinya kepastian dan laki-laki yang bimbang. Delon penyanyi pop yang memberinya kepastian dengan niat melamarnya. Dan Ridho penyanyi dangdut teman masa smp yang tak pasti namun ia mencintainya sejak dulu.

Film ini sangat jelas menggambarkan seorang Rhoma yang ingin agar anaknya si ridho kembali ke Indonesia dengan tujuan membangkitkan lagi musik dangdut yang terpuruk dan dikalahkan oleh aliran musik pop. Dalam film adegannya rhoma sedang berbicara empat mata dengan anaknya. Aksen khas dan gaya bicara rhoma irama yang sangat kita kenali membuat saya, amel dan aulia geli, tertawa terpingkal-pingkal. Entah kenapa? Lucu rasanya. Rhoma mengusulkan ridho bernyanyi dengan formasi ala band, seperti yang sedang marak sekarang. Tapi dangdut adalah jiwa musiknya. Dangdut yang condong ke musik India. Menurut rhoma itu adalah sebuah langkah revolusi. Seperti yang pernah ia lakukan di sekitar tahun 70-an. Betulkah itu memang sebuah revolusi? Revolusi sendiri menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol dan membangun dari sistem lama kepada sistem yg sama sekali baru (wikipedia.org)
Nampak jelas rhoma masih sangat dominan. Band anaknya masih bernama Soneta ditambah angka 2 sebagai tanda lahirnya soneta baru, jadi soneta2 (sonetatwo) mirip nama grupnya. Lagu-lagu yang dibawakan sonetha2 lebih banyak menggunakan lagu rhoma irama yang diaransemen ulang. Hmm... ??? Revolusi?

Rhoma irama memang tak ingin benar-benar terlupakan, bahkan di film inipun ia masih saja jadi tokoh sentral (aulia), ckckck... Beberapa potongan gambar seperti ingin menampilkan kehidupan nyata sang raja.seperti rhoma yang sedang latihan di studio bersama anggota grup sonetanya ''...seribu satu macam...'' meng close up foto-foto dirinya semasa muda, penghargaan_penghargaan yang diraihnya, serta adegan rhoma sedang melatih ridho dasar-dasar teknik bela diri dan rhoma yang senang memegang tasbih. Yang paling membuat kami semua tak berhenti tertawa adalah saat akhir-akhir film, dimana ridho sedang dilanda kesedihan karena ditinggal Thufa saat ia belum menyatakan perasaannya. Di dalam kamarnya ia sedang memandangi foto thufa yang diletakkan di meja dan di belakangnya tertata deretan buku dan Al-qur'an. Di film ini Rhido digambarkan pemuda yang shaleh, rajin sembahyang dan puasa. Saat ia sedang memegang dan memandangi foto thufa datanglah sang ayah. Oma: ''dia kekasihmu? Jika kamu mencintainya, kamu harus berani mengatakan cinta" kurang lebih seperti itu. Tiba-tiba seorang penonton dengan lantang 'nyeletuk' "lihat ayah!" huakakak..... ???

Akhir film ditutup dengan adegan yang sangat simbolik. Rhoma berdiri di belakang sebuah kursi besar nan empuk menonton penampilan anaknya dari televisi. Ia tersenyum bangga, dan ikut berjoget sambil memegang tasbih. ???

Terima kasih atas tontonan yang lucu dan konyol hari ini, betul-betul membuat kami puas tertawa. Perut kami mules ikut berdawai sepanjang film dawai2asmara.

Minggu, 19 September 2010

Soul n mind

Hati tak pernah sedikitpun meragukan dirimu. Tapi otak selalu saja berusaha meragukanmu. Hati yang selalu yakin terus saja diusik otak dengan pertanyaan-pertanyaan menguji keyakinan hati. Otak memang sengaja melakukan tindakan peraguan, agar hati tak terlena? Entah. Diri yang tak utuh ini? Diam dan turut saja. Jari-jari bak pahlawan dengan sigap dan perkasa melayangkan aroma meragukan kesetian dirinya.

Sabtu, 11 September 2010

Sudut Romantis *blushing*

Dahulu tempat ini adalah tempat yang hampir setiap minggu ku kunjungi di senin malam. Dua tahun lalu adalah awal kakiku mengenal tempat ini, diajak oleh seorang laki-laki. Salah satu areal publik, tempat orang-orang membuang sedikit bahkan mungkin banyak waktunya di pinggiran kota yang ramai. Salah satu sudut adalah favorit kami (awalnya adalah kesukaan dia) selanjutnya sayapun menyenanginya. Tempat yang menjadi saksi bisu di tengah suara-suara yang riuh rendah dia menyatakan 'suka' padaku (hahay). 20 April mengawali. Karena pernyataannya ku tanggapi dengan jawaban 'menerima', maka sudut romantis inipun jadi kunjungan wajib kami sebagai pasangan. Bukan hanya kami, bahkan tempat ini terkesan memang tempat khusus muda mudi yang lagi kasmaran. Cahaya seadanya, hanya berasal dari rumah-rumah tempat memesan panganan ringan, mendukung segala suasana hati yang sedang ingin tentram. Siang hari yang yang 'memumetkan' kepala, dengan tempat yang hanya beratapkan langit hitam dan titik-titik putih bercahaya di angkasa, pilihan tepat untuk me refresh tubuh dan otak karena angin malam meluruhkan segalanya.

Sudah hampir setahun kami tak pernah lagi duduk di sudut romantis itu. 23 Ramadhan lalu kami berdua menyempatkan melihat-lihat sudut yang mengakrabkan saya dengan dia yang hanya intens berkenalan kurang dari satu bulan, sebelum akhirnya sepakat bersama. Waktu yang sangat singkat untuk kemudian memulai hubungan yang serius. hahhaha jujur saya serius! karena saya yakin diapun lebih serius. Dialah pria pertamaku. Di sinilah segala macam percakapan kami bahas. Sebagai dua orang yang baru berkenalan maka hadirlah beribu-ribu pertanyaan dari dia tentang saya, begitupun sebaliknya. tapi sebenarnya dia yang lebih banyak bertanya dan bercerita. Laki-laki yang doyan bicara, hahaha.. sedangkan saya perempuan dengan tipe pendengar. Untungnya saya suka mendengarkan. Salah satu kecocokan kami. Banyak hal kami perbincangkan, banyak pengetahuan baru yang ku ketahui darinya. tentang hidup, tentnag komunitas-komunitas yang tak pernah ku ketahui keberadaanya sebelumnya, tentang pergaulan, tentang agama, musik, pemikiran-pemikran yang sama sekali asing buatku, dan ada begitu banyak yang dia share padaku. Dia selalu bisa menjawab apa yang ku tanyakan (salah satu alasan saya menyukainya, walau kadang dia agak sok. Tapi saya tetap jatuh cinta padanya). Terima kasih Tuhan karena telah menganugerahkan ia padaku. Laki-laki yang setiap detik memujiku dan selalu jadi malaikat penolongku. Terima kasih juga sudut yang menyatukan kami. karena ini tentang sudut romantis.

Ini adalah view (sore hari) di hadapan kami jika sedang duduk di sudut.



dan ini. Tahu di mana? kami biasa memandangnya malam hari. Lampu-lampu dari alat-alat berat di seberang menyilaukan mata, tapi indah, berkedip-kedip di ketinggian.

Kamis, 09 September 2010

:Ramadhan pergi:

Puji syukur atas segala karunia, kasih dan sayang Allah swt. Beribu-ribu pujian ku panjatkan atas Mu ya Allah.. Sebaik-baiknya bermunajat adalah memuji segala keagungan Mu.

Dini hari, mata membasah, hati memendam. Selamat tinggal ku ucapkan pada Ramadhan yang indah. Bulan evaluasi atas segala tingkah laku diri berakhir. Waktu kemenangan kini disambut.
Apakah saya juga termasuk sang juara di hari yang seyogianya manusia-manusia merasa fitri kembali?

Belum.. Saya belum merasakannya. Semoga 'wildcard' agung dari sang Pemurah, 'Ramadhan' masih berkenan Allah berikan padaku. Aamiin!!
Mari terus menjaga semangat Ramadhan,
agar pribadi lebih baik dapat diraih.

Selamat hari lebaran, Minal Aidin walfaidzin, maafin ita lahir bathin ya..! :)
_1 syawal 1431 H_

Senin, 06 September 2010

Dari profil

dari mana asal nama paojil?
paojil adalah nama yang sering Bapak gunakan untuk memanggil saya. nama saya sebenarnya Ita Fauzi Harahap, mungkin bapak mengambil nama Paojil dari nama tengah saya yaitu "Fauzi", nah..coba deh ucapkan kata fauzi berkali-kali pasti jadinya mirip2 paoji khan? secara kitakan biasa menggantikan hruf F menjadi P. trus Ji nya dari mana? itu dia, orang medan susahh banget nyebutin huruf Z, pasti jadinya huruf JET klo disebutin. misalnya mau biang buah Zaitun jadinya Jaitun, hoeheee;)huruf L nya saya gak tau dari mana mungkin supaya enak aja kali yah nyebutinnya. saya juga menuliskan ejaan nama paojil berdasarkan pendengaran saya.

Dasbor blog ini diberi tema Dreamer dan url nya paojilsukakhayal.blogspot.com. Yah..saya selalu merasa diriku ini seorang pemimpi dan suka berkhayal. Dari mimpi yg biasa2 saja sampe yang extreme.Bermimpi membuat saya memiliki semangat dalam menjalani hidup yang kadang membosankan dan flat2 saja. Karena dengan brkhayal atau bermimpi saya bisa hidup di alam dunia lain yang alurnya ku rekayasa sendiri. Mengendap di alam bawah sadar. Tanpa disadari mimpi telah terwujud. ;D
but... be carefull with your dream!!