...Dream and Action...

...dream and action...

Jumat, 17 Juni 2011

No tag No mention No title

Pernahkah engkau tiba-tiba mematung tertegun, termenung, tak menghiraukan seseorang yang sedang berbicara denganmu. Dunia seperti berhenti berputar karena jantungmu yang mencoba menghentikannya. Tubuh orang-orang jadi blur, warna dunia jadi kelabu. Seketika merasa sunyi. Perasaan aneh menyergap, menusuk hingga bisa saja zat cair dari sumber yang menyimpan cahaya kehidupan menyembur. Untungnya masih tersisa kesadaran, tubuh sedang berada di tengah hiruk pikuk manusia.

Semenjak kepergiannya, Juliy sering terdiam tiba-tiba. Tak ada yang tahu. Karena ia menyimpannya seorang diri. Perasaan apa yang membuatnya seperti itu? Sekuat dan sebesar apa perasaan yang mengendap di palung hati Juliy? Jawabnya adalah perasaan yang diciptakan selalu datang di akhir seseorang membuat keputusan dalam hidup. Penyesalan. Menyesal? Ya. inilah penyesalan terdalam dan kesalahan terbesar yang pernah Juliy rasa dan lakukan selama masa hidupnya. Ia berhasil membuang kebahagiannya sendiri dan akhirnya terseok-seok melangkah karena separuh jiwanya hilang. Menjalani kehidupan dengan sepotong jiwa pastilah sangat sulit. Bayangkan saja, manusia dengan ruh yang sudah di ubun-ubun.

Ketika pertamakali sebagian jiwa Juliy terikut pada seseorang, saat mata Juliy dan Dia berbenturan lima tahun silam. Semenjak itu pula Juliy terdorong mencarinya. Tepatnya, seperti ada yang menggerakkan sendiri jiwanya yang sudah setengah untuk mencari dan menemukan separuhnya lagi agar utuh kembali. Ia berhasil. Itu adalah takdir Tuhan yang paling indah menurutnya, karena mempertemukan mereka kembali. Ia bahagia bisa bersama Dia.
Tapi setelah tiga tahun bersama, ia melepaskannya hanya dengan anggukan. Dan seperti kata orang bijak, "Kau tak akan tahu sakitnya kehilangan sebelum engkau kehilangan". Akhirnya ia merasakan kehilangan itu. Kehilangan yang disebabkan oleh dirinya sendiri. Kini ia pergi. Membawa separuh jiwa Juliy. Juliy ternyata tak sanggup menjalani hari-hari sunyi. Tiga tahun bukanlah waktu yang singkat tuk berbagi riuh ceria dan terlalu banyak hal yang pernah mereka lalui bersama. Inilah yang akhir-akhir ini membuat Juliy sering seperti tertusuk jantungnya, genangan air di mata indahnya refleks tercipta. Setiap melewati daerah yang sering mereka lalui, tempat makan di pinggir jalan yang selalu mereka singgahi, melihat barang-barang kegemaran Dia dan yang pasti Juliy tidak akan mampu lagi menyantap mie goreng dan telur dadar buatannya. Karena itu adalah makanan kesukaan Juliy dan Dia. Menyantapnya sama dengan memakan makanan pahit. Oriental Bento, chicken fillet adalah juga cemilan favorit mereka berdua. Ice cream cornetto penyatu dikala mereka dilanda kebekuan, cornetto disc chocolate mampu mencairkannya. Juliy sanggup tak menikmati lagi makanan-makanan kegemarannya. Karena itu sama saja dengan menyuapkan perasaan sesal dan sesak yang bisa menciptakan rintik di pipinya. ...Continued...

Kamis, 02 Juni 2011

Hurting Each Other > the carpenters

No one in the world
Ever had a love as sweet as my love
For nowhere in the world
Could there be a boy as true as you love

All my love
I give gladly to you
All your love
You give gladly to me
Tell me why then
Oh why should it be that

* we go on hurting each other
We go on hurting each other
Making each other cry
Hurting each other
Without ever knowing why?
Closer than the leaves
On a weepin' willow baby we are
Closer dear are we
Than the simple letters "A" and "B" are

All my life
I could love only you
All your life
You could love only me
Tell me why then
Oh why should it be that

** can't we stop hurting each other
Gotta stop hurting each other
Making each other cry
Breaking each other's heart
Tearing each other apart

_Lyrics of the month_