...Dream and Action...

...dream and action...

Sabtu, 30 Oktober 2010

Aptisi

...Untuk para intelektual dan sang pemakan bangkai busuk bernama tuhan.
...Berjanjilah untuk memerangi para pengkhianat (voice of enda) vokalis 'the hendriks' yang akhirnya membakar semangat punkers yang sedang nonton yang tadinya masih 'adem ayem' untuk ikut tampil jingkrak-jingkrak alias lompat-lompatan, senggol kiri senggol kanan, dorong belakang, tabrak depan, sampai panggung bergoyang (asli berguncang betulan panggungnya sampai hampir roboh) :D

Ini kali pertama saya menonton pertunjukan musik anak-anak punk dengan aliran musik underground, power violence (betuljikah? Maaf klo salah!). Sempat merasa aneh sendirian berada di tengah-tengah mereka (rambut mohawk dan gimbal, baju kaos hitam, jaket kulit, aksesori spike, celana sobek, sepatu boot) meskipun salah satu panitianya juga ada yang berjilbab.

Berada di tengah-tengah mereka seperti berada di demensi dunia lain. Dunia penuh kejujuran, tidak ada status sosial yang mencolok semua sama, bisa menjadi diri sendiri tanpa takut adanya judge atau penghakiman. Entahlah? Tapi seperti itu yang ku amati.

...lawan dan katakan tidak untuk yang berpakain rapih! :enda
"glek!" sedikit tersinggung, walaupun saya tidak tahu definisi pakain rapih menurutnya.

Saya senang, meski merasa sedikit tertolak. Saya sangat salut dengan komunitas ini. Salut buat yang buat infoshop. Merasa iri karena tidak bisa seperti mereka yang punya kepedulian tinggi.

[Lap. Aptisi 24102010#supportourlocalinfoshop]

Selasa, 19 Oktober 2010

wahai engkau

Kau mengubahku, seperti prediksiku kala itu.
Aku berubah, tapi tidak seperti yang kuharapkan masa itu.
Semua telah berjalan dan kita membangunnya dengan kokoh. Berusaha tidak goyah walau badai kencang bertiup menerpa wajah-wajah angkuh kita.
Tak ada gunting yanh mampu memutus tali itu.
Ikrar telah terbang ke langit, terucap di sujud-sujud.
Adakah rasa mampu menerima keadaan?
Hanya jika ia mau tunduk pada hati.
Wahai engkau tempatku menitipkan cita-cita, rangkullah mimpiku!! Wujudkan rasa yang sejalan hati.

#Ngomong apa saya?

Gelap

Belas kasih telah lama beranjak. Memberi tak lagi bersahabat, nyaman dalam istana enggan menyapa. Tangan kini jijik mendekapmu. Senyum berubah sinis. Jiwa berubah eksklusif.
Ya Tuhan setan apa yang merasuki ku?
Atau aku memang setan?
Setan berwujud manusia, aku jelmaan iblis.
Aku menyembunyikan dua tanduk di kepalaku di balik sehelai kain mahal.
Aku tertawa melihatmu terpanggang matahari di trotoar. Tangan-tangan mungil menadah ku tepis. Engkau kelaparan di jalanan, sementara aku dengan lahapnya makan dan memandangmu dari balik jendela kaca. Engkau meringkuk di bawah langit hitam. Aku berselimut suka.

_sedang pada titik terendah dalam hidup_

Minggu, 10 Oktober 2010

Ibu Berkisah

Peluru melewati udara di atas kepalaku. Persis 1 cm di atas rambutku yang hitam lebat dan ku kepang satu. Aku berlari di antara rerumputan, semak setinggi badan ku dan pepohonan yang menjulang ke langit sore di hutan Lappariaja. Di atas gunung ini aku bersembunyi bersama adikku yang masih berusia 1 tahun, ibuku, dan ayahku tentu saja beserta pasukan gerilya lainnya juga dengan keluarga mereka. Aku yang baru menginjak usia 5 tahun mengingat jelas peristiwa mencekam di tahun 1965 kala itu.

Aku selalu menanti kepulangan ayahku. Aku selalu tau jika ia akan datang dari kejauhan. Tuhan menganugerahkan 'feeling' yang kuat padaku semacam ikatan bathin yang mendalam yang terbangun antara aku dan ayah. Mungkin karena aku selalu merindukannya dan selalu berharap dia pulang, tanpa ku sadari sebenarnya setiap hari aku menunggunya. Aku akan berdiri di pinggir jalan di depan rumah panggung yang sederhana. Rumah panggung khas Sulawesi selatan. Aku akan menjemput dan menyambutnya dengan perasaan riang gembira, berdiri dengan gelisah, sesekali berjongkok sambil membuat goresesan di tanah menggunakan jari mungilku dan berdiri lagi, hingga perlahan bayangan dan tubuhnya mencuat dari kejauhan, tampak kecil hingga akhirnya membesar dan terciumlah aroma tubuhnya yang berpeluh perjuangan. Jika merasa tak sabar karena ayah yang tak kunjung sampai di hadapanku maka aku akan berlari menyongsongnya kemudian memeluk salah satu pahanya yang sangat kuat, dan dia akan mengangkatku tuk menggendong diriku.

Ayah akan pulang ke rumah jika kondisi di hutan sedang aman. Ia datang untuk menjenguk dan memastikan apakah kami baik-baik saja? Secara tak langsung kami pun senang dan bersyukur karena kehadirannya membuktikan ia masih selamat. Satu waktu ayah pernah pulang dalam kondisi yang membuatku menangis, berlinangan air mata tak henti-hentinya. Ayah datang ditandu oleh dua orang kawan seperjuangannya, darah menembus celananya hampir meresapi seluruh kain. Ia terkena tembakan musuh. Peluru menembus bokongnya. Aku yang baru kali pertama menyaksikan ayah berceceran darah terus terisak tak mampu ku bendung. Aku mengira ayah akan meninggalkanku selamanya. Untungnya ayah memiliki keahlian dasar medis sehingga ia bisa mengeluarkan peluru dan mengobati lukanya sendiri dibantu oleh kawannya dan ibu.
Ayah masih diberi umur panjang.

Kami hidup berpindah-pindah di seluruh kawasan pedalaman Bone sampai Barru. Tinggal di desa-desa yang tak jauh dari hutan tempat ayah bermarkas. Ayahku adalah seorang tentara gerilya. Ia bergabung dengan pasukan yang dipanglimai oleh tokoh yang bernama Kahar Muzakar. Kelompok Kahar Muzakar yang diresmikan pada tahun 1953, merupakan bagian dari kelompok gerilyawan yang berasal dari Jawa Barat yang dipimpin Kartosuwiryo yang bernama DI/TII. Darul islam, tentara Indonesia atau DI/TII merupakan kesatuan yang dibentuk dengan tujuan mendirikan negara islam yang berlandaskan hukum islam, sehingga aksi gerilya ini adalah aksi pemberontakan melawan pemerintahan Indonesia yang baru saja merdeka,menuntut dibentuknya darul islam atau negara islam.Ayah menjadi pengawal Kahar Muzakkar yang kecewa dan tidak puas dengan pemerintah, sembunyi di hutan-hutan dan di atas gunung. Kelompok ini berlawanan langsung dengan ABRI karena dianggap pengacau.

Tahun 1965, saat keadaan semakin genting, para gerilyawan semakin digencet, aku, ibu dan adik laki-lakiku satu-satunya terpaksa harus lari dari desa dan ikut bersembunyi di gunung bersama ayah dan kawan-kawan gerilayanya. Pasukan TNI sedang mengadakan operasi yang diberi nama operasi Tumpas, bertujuan melumpuhkan aksi para pemberontak, salah satunya dengan menangkapi semua orang-orang yang dicurigai anggota gerilyawan, keluarga gerilyawan atau yang diketahui mengetahui keberadaan anggota DI/TII.
***
Ibu selalu terkenang akan kisahnya yang penuh petualangan, pergolakan dan rasa haru kala bersembunyi di hutan. Ibu pasti kerap menitikkan air mata jika sedang mengisahkan hidupnya. Ibu teringat ketika dia sedang asyik bermain di pinggir sungai di dalam hutan, tiba-tiba suara peluru menggelegar di udara. Kaget, takut, ibu berlari kembali ke arah tenda tempat berlindung selama di hutan bersama keluarga, yang tak jauh dari tempat ia bermain. Saat ibu sedang berlari ia merasakan peluru melintas di atas kepalanya. Suara peluru itu berasal dari tembakan tentara Indonesia yang mengetahui tempat persembunyian para prajurit DI/TII. Keberadaan markas mereka tercium TNI. Tidak tinggal diam, ayahnya ibu yang merupakan komandan segera menyerukan anak buahnya melakukan tembakan balasan. Perang saling tembak pecah. Ibu tidak begitu jelas mengingat apa yang terjadi selanjutnya, yang pasti ia dan keluarga lainnya telah berlindung. Tapi ibu kembali meneteskan air mata ketika mengingat pada waktu itu adiknya terkena tembakan di lengan hampir bahu sebelah kanan. Adiknya terkena peluru.

Ibu penuh rasa haru namun juga kadang tertawa sambil menceritakan masa kecilnya yang hidup berpindah-pindah dari satu desa ke desa lain. Mengharapkan belas kasihan penduduk setempat agar diberi bantuan makanan berupa beras. Kadang harus memaksa jika ada penduduk yang enggan memberikan beras. Namun tak sedikit yang mengerti bahwa mereka adalah keluarga pejuang 'pemberontak', sehingga dengan senang hati memberi bantuan.

Masa kecil yang berusaha ku masukkan dalam alam imajinasiku.
Ibu berkisah dan akan terus berkisah. Dan saya akan mendengarkan.

Jumat, 08 Oktober 2010

Enjoy masih Exist


Hari ini saya kembali berjumpa dan berkumpul dengan sahabat-sahabat masa SMA ku. Sahabat-sahabat yang telah bersama semenjak kelas 1 SMA. Persahabatan kami terjalin diawali karena satu kelas selama sekolah di tingkat menengah di Kabupaten Bulukumba. SMAN 1 Bulukumba. Bersama mereka banyak kisah yang terukir. Tidak semua tentang kebahagian. Kepedihanpun menjadi tiang penyangga tegaknya persahabatan kami. Kebohongan, fitnah, kekonyolan, tantangan, amarah, sedih, terangkum dalam satu cerita. Dengan pondasi saling mencintai, mengasihi dan selalu menghapus dendam dalam hati kami masing-masing, sehingga kisah yang terbangun indah pada akhirnya.

Kami bersabat berjumlah tujuh orang. Terdiri dari Icha, Nilha, Trie, Hannah, Saya, Tuti, dan Ciu. Bersama mereka selalu saja ada tawa yang menggelegar. Dari tawa yang hadir karena cerita-cerita segar dan lucu Hana, dari kekonyolan tingkah laku Tuti (2t), atau celaan-celaan satu sama lain antara kami. Dan kami menamakan perkumpulan kami 'enjoy', yang selalu menerapkan prinsip keep enjoying setiap menghadapi masalah. "hahahah yang ada itu sok enjoy"
Semasa sekolah dulu, kami selalu berkumpul setiap rehat jam pelajaran, baik itu pergi mengisi perut ke kantin atau hanya di dalam kelas duduk mendempetkan kursi tuk sekedar berbincang alias bergosip. "hm... Asyik rasanya memperbincangkan si ini, si itu, yang di kelas sebelah, si kakak kelas ganteng, teman kelas yang menjengkelkan, atau orang-orang di luar sekolah". Di luar jam sekolah kami juga sering berkumpul. Jika jam sekolah dipersingkat karena ada kegiatan penting atau rapat, biasanya kita pergunakan untuk mengunjungi rumah salah satu antara kami. Sehingga budaya 'acara', saling mengunjungi rumah, sering kita lakoni. Istilahnya itu 'acara' atau orang-orang bugis Bulukumba bilang 'mangngacara'. "Mangngacaraki di rumahnya Tuti" artinya, kita akan mengadakan acara, biasanya makan-makan, entah itu makan gorengan, sop ubi, atau makanan dari jagung barokbo, di rumah Tuti.
Belajar kelompok di rumah, agak jarang. Sebab, saya tinggal jauh di luar Kabupaten Bulukumba. Saya tinggal di Desa tempat perkebunan karet, jaraknya kurang lebih 20 km. Kendaraan umum 'PTPT' sangat jarang. Batas operasinya hanya sampai jam 5 sore. Sangat tidak memungkinkan untuk belajar kelompok sepulang sekolah.
Yang paling membekas diingatanku adalah ketika kami melakukan hal yang tak patut dicontoh, tak baik! Bolos. Jadi anak sekolahan kurang afdol rasanya kalau tidak pernah bolos, bolos jam pelajaran tertentu, atau bolos keluar sekolah, hihih...
Saat jam istirahat satu per satu dari kami minta izin keluar sekolah sama pak satpam dengan alasan ingin beli sesuatu di toko depan sekolah. Jadilah kami cabut dari mata pelajaran terakhir Bahasa Inggris dan kabur dari sekolah tanpa bawa tas. Kami bolos keluar Kabupaten menuju ke arah Desa bernama Kalumpang. Desa yang eksotik. Berada di ketinggian, lautan biru nan luas membentang di depan mata, menghadap ke bawah ada terjal dengan hamparan pucuk-pucuk pohon berwarna hijau. Tujuan kami ke desa itu adalah untuk menjenguk pacar Hana yang sakit akibat terkena peluru nyasar pihak kepolisian saat mengamankan kericuhan di kampus UNM. "wah.. Hana pacarnya mahasiswa.."
Ingat kami tidak membawa tas. Akhirnya, mau tidak mau kami harus kembali ke sekolah dan kembali menempuh jarak 40 km.
...Ow em ji..
Sampai di sekolah, suasana agak sepi. Beberapa murid berjalan keluar pintu pagar sekolah. Tapi kami malah berlawanan arah. Kami justru masuk ke areal sekolah. Dengan mempercepat langkah kaki, takut ketahuan, kami menuju kelas. Saat berjalan di depan kantor, kami dikejutkan oleh sosok guru yang seharusnya kami tatap beberapa jam lalu. Dia guru bahasa Inggris kami, sedang duduk di depan ruang guru. Tidak.. Kami lantas menambah kecepatan langkah kami alias berlari. Untungnya guru kami itu Pak Umar hanya memandang keheranan lalu menggelengkan kepala. Masuk ke dalam kelas, kelas sudah kosong, meja-meja bersih hanya meja kami yang tampak masih berpenghuni. Tas-tas kami diam membisu menunggu kedatangan tuannya. Ckckck. Karena takut dihadang oleh pak umar, kita memutuskan pulang melewati pagar kecil di belakang sekolah yang untungnya sedang terbuka.
(Kejadian di atas saat kelas dua)

Selepas ujian semester akhir di kelas dua, saya terpaksa harus pindah sekolah ke Medan, mengikuti bapak yang dipindah tugaskan. Otomatis saya harus berpisah dengan mereka. Mereka juga harus berpisah kelas karena pembagian kelas di kelas tiga dan beda jurusan. Tapi menurut cerita mereka, mereka masih tetap sering berkumpul saat jam istirahat dan saling mengunjungi kelas. Saat di Medan, mereka pernah mengirimi saya surat beserta foto-foto liburan mereka. Intinya kami masih keep in touch.

Hanya setahun di Medan, saya kembali lagi ke Makassar karena lulus tes SPMB pada jurusan perikanan program studi sosial ekonomi. Di kota inilah (Makassar) kami melanjutkan lagi petualangan persahabatan kita, melanjutkan cerita anak Enjoy yang sempat terputus. Bersama, kami menaklukkan lautan ibu kota Sulawesi Selatan yang tak bisa terprediksi tinggi gelombangnya, dengan kapal yang berbeda tapi berjanji bertemu di pelabuhan yang sama.
Nila kuliah di akademi pariwisata, 2t dan Hannah memilih Unismuh sebagai perahunya. 2t yang suka pelajaran matematika memilih jurusan matematika, dan Hannah anak kesayangan pak Umar pastinya memilih jurusan bahasa Inggris. Sedangkan Tri ingin menjadi perawat sehingga ia masuk akademi keperawatan Famika. Saya dan Ciu berada di kampus merah (universitas hasanuddin). Ciu yang punya obsesi jadi jaksa kuliah di fakultas hukum dan saya terdampar di fakultas ilmu kelautan dan perikanan. Hey.. Icha. Icha di mana? Ternyata icha ingin tetap aman di tempat semula. Ia kuliah di STKIP Bulukumba jurusan biologi. Saya berharap dengan profesi kita masing-masing kelak, kita masih tetap dapat bersama, berkumpul, bercanda, tertawa terbahak-bahak. Saya sangat merindukan saat seperti ini, karena kami dipastikan jarang bertemu. Harus mengatur waktu terlebih dulu guna menentukan jadwal pertemuan.

Saat ini, kawan yang masih sering bertemu adalah Hannah, 2t, 3, dan kadang-kadang Ciu. Icha yang enjoy di Bulukumba terakhir bertemu dengannya medio tahun lalu saat beberapa minggu setelah melahirkan anak pertamanya dari suami yang sudah ia pacari dari SMP. Salut...! Dan Nilha kini bekerja di Pulau Selayar dan juga telah menikah di awal tahun ini.
Kami masih harus melanjutkan perjalanan hidup. Entah sampai kapan? Yang jelas kami akan terus menahkodai kapal masing-masing dengan ilmu dan agama sebagai peta agar tak tersesat.

_03102010 wif Hannah, 3, 2t_

Kamis, 07 Oktober 2010

Superhero trans-gender :D

Seorang pahlawan atau superhero tidak selamanya macho selayaknya pria sejati seperti spiderman, batman, superman, ataukah perempuan tangguh dengan kekuatan yang tak kalah dari laki-laki layaknya Lara Croft. Superheropun bisa seorang transgender pria-wanita alias 'banci' atau waria yang gemulai dan kemayu. Film kesekian Nia Dinata yang disutradarai oleh Lucky Kuswandi berhasil menciptakan tokoh superhero transgender yang mungkin pertama di dunia.

Masyarakat umum di Indonesia sendiri, masih sering memarginalkan dan mendiskreditkan para waria. Di film yang berjudul Madame X, digambarkan bagaimana kehidupan sosial mereka sering mendapatkan ancaman dari pihak-pihak yang mengaku bermoral, dipukuli, dibakar sanggarnya. Seperti di kehidupan nyata di mana suatu waktu kongres para waria tiba-tiba dihentikan secara paksa dan terjadi pemukulan oleh suatu kelompok yang mengaku pembela islam. Di Madame X, para kelompok yang sering melakukan tindak kekerasan itu dijuluki kelompok 'Bogem' pow..! Yah.. Film ini sepertinya ingin melakukan Kritik sosial terhadap kondisi kehidupan berbangsa saat ini, dari poligami, umbar janji semu pimpinan saat kampanye, juga menyinggung para TKW yang akan dikirim ke negara 'Aljambret' dan konspirasi tingkat atas. Tidak lupa sindiran-sindiran untuk para perempuan penggila fashion. "perempuan rela mati demi sebuah tas"

Kejahatan yang terjadi di negeri 'Antah berantah' negeri dalam film, berusaha diselesaikan oleh seorang pahlawan bernama Madame X. Ia seorang pelayan salon pada siang hari dan memberantas kejahatan pada malam hari utamanya membela kaumnya. Ia bertarung dengan head dryer, tusuk konde, bedak, blush on, dan semua alat rias lainnya sebagai senjata.

Semua orang berhak jadi pahlawan, membelala kebenaran dan melumpuhkan kejahatan, tak terkecuali seorang waria dengan tas riasnya.

Tahu tidak? Tadinya saya mengira ini film animasi, parahnya lagi saya mengira produksi walt dysney. Hahaha.. Bukti kemalasanku mencari tau, malas membaca, cuek, dan tidak mau tahu. Inilah semua penyebab kebodohan. Saya bukannya mendatangi poster yang ditempel di dinding bioskop tuk sekedar membaca tag line, para pemainnya dan pembuat film. Saya hanya mengutarakan pada temanku ingin menonton yang main di cinema 1, semua temanpun setuju. Saya juga hanya mondar mandir tanpa mendekati bingkai Madame X. Tidak salah, ekspresi saya keheranan ketika film dimulai dan muncullah Aming.
Padahal, saya sudah sering membaca twit Fitri Tropika, Sarah Sechan dan Joko Anwar. Saya bukannya 'ngeh', tapi malah berpikir terlalu jauh. "Huahahaha... Ita memang ongol..."

Tapi saya cukup terhibur kok dengan film Madame X.
_nonton 07102010@TO.MP_

Senin, 04 Oktober 2010

Mutmutan *_*

Mengapa jika sedang tak merasakan risau, sedih, patah hati, atau sangat bahagia susah untuk menulis?
Jika sedang menulis tapi dalam keadaan mood biasa-biasa saja, pasti tulisan itu hanya akan tersimpan sebagai draft, heheh...
Saya merindukan corat coret di lembaran kertas, sampai jari tengah 'kapalan'. Memainkan warna-warna dari 12 jenis warna tinta pewarna.

|sedang tidak mood menulis|

Jumat, 01 Oktober 2010

Menguji Peruntungan Nasib

Lowongan kerja kementerian kelautan perikanan sudah dibuka sejak tanggal 29 september, dengan mengunjungi situs www.ropeg.dkp.go.id dan mengakses menu pengadaan cpns akan anda temui enam menu yang bisa di-download, ke enam menu itu terdiri dari pengumuman dan lampiran-lampiran yang menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai kelengkapan berkas, tata cara mengisi formuli online, tempat diadakannya ujian serta aplikasi formulir online yang segera bisa diisi. Batas pengisian formulir hanya sampai tanggal 13 oktober.

Rencananya Insya Allah, besok sabtu 02 Oktober atau hari senin tanggal 4 saya dan beberapa kawan baru akan mengirim formulir itu. Walau formasi untuk program studi sosial ekonomi perikanan hanya 4 orang untuk seluruh Indonesia, em-pat! E em pe a te! Empat! kami tetap semangat ingin mengikutinya. Lokasi ujian yang jauh di luar Makassar yaitu di Kabupaten Bone tak membuat kami surut. Hasil ujian adalah penentu lulus tidaknya kami dalam mengikuti tes nanti. Hem.. Mari menguji keberuntungan...!! Mencoba peruntungan nasib sampai mana. Apakah usaha saya membuahkan hasil? (beruntung). Jawabannya ditentukan oleh sejauh mana prosesku. Hasil akhir ditentukan oleh sebuah proses, bukankah begitu? Untuk itu, belajar adalah runtunan perubahan yang selayaknya ku lakukan jika ingin memperoleh hasil yang baik. Jika ternyata kelak hasilnya belum seperti yang diharapkan atau gagal, maka mungkin usaha yang ku lakukan belum maksimal. Fortune come a way with me ;}